UNTUK mengetahui seberapa panjang proses pengadaan buku pelajaran, berikut contoh sebuah proyek pengadaan buku pendidikan dan pengajaran tingkat menengah yang diadakan Depdiknas pada tahun anggaran 2003 sesuai dengan persetujuan Daftar Isian Proyek (DIP).
Anggaran untuk administrasi proyek sebesar Rp 98.812.000. Penyusunan rencana teknis (penyusunan petunjuk, program, dan laporan) sebesar Rp 111.000.000, penyusunan naskah model buku sebanyak 24 naskah dan pengkajian peta konsep Rp 1.825.998.000, biaya pengkajian peta konsep Rp 338.680.000, pengadaan buku pelajaran SMU sebanyak 635.264 eksemplar Rp 30.473.880.000. Pos persiapan pengadaan buku Rp 48.450.000. Pos pengiriman buku SMU terbagi dalam dua item pembiayaan, persiapan pengiriman buku Rp 43.125.000, adapun biaya pengirimannya sebesar Rp 2.318.348.000.
Begitu buku dikirim, ada petugas yang bertugas memantau. Untuk keperluan ini, ada biaya pemantauan pelaksanaan pengiriman dan pemanfaatan buku, serta pendataan ketersediaan buku dengan anggaran sebesar Rp 853.440.000. Di luar itu masih ada pengadaan alat pengolah data. Apa maksudnya, tak jelas, Apakah pos ini dimaksudkan untuk alat tulis atau komputer, tetapi uang yang disediakan cukup besar, yaitu sebesar Rp 126.000.000. Bila dijumlahkan, sebuah proses pengadaan buku pelajaran SMU membutuhkan dana Rp 35,899 miliar.
APABILA model pembiayaan itu untuk buku tingkat SLTA, kita akan melihat contoh alokasi anggaran untuk peningkatan mutu pelajaran IPA di Jakarta. Sebenarnya ada 11 item pembiayaan dan kegiatan mulai dari penyusunan rencana teknis (anggarannya Rp 1.106.690.000), pengembangan kelembagaan (berkait penyelenggaraan olimpiade IPA dan matematika) sampai pemantauan dan evaluasi kegiatan. Untuk memudahkan, diambil item yang berkait dengan penyusunan naskah buku pendidikan dan pengajaran, pelatihan manajemen, dan studi kebijaksanaan.
Penyusunan buku pelajaran IPA untuk siswa kelas III-VI SD dilakukan oleh 160 orang dengan biaya sebesar Rp 615.300.000. Penyempurnaan buku pelajaran itu dilakukan oleh 40 orang dengan biaya sebesar Rp 159.400.000. Penyusunan naskah buku lain sebanyak 1.500 set (tak dijelaskan buku apa saja, tetapi disebutkan pedoman pelaksanaan model pembelajaran tujuh mata pelajaran) menghabiskan biaya sebesar Rp 1.199.790.000. Pencetakan dan pengiriman buku model pembelajaran sebanyak 132.000 eksemplar biayanya Rp 5.555.000.000. Sebelum dicetak ada kegiatan yang disebut proses pelelangan, dananya sebesar Rp 55.000.000.
Berhubungan dengan model pembelajaran tujuh mata pelajaran di SD tahap kedua, diadakan kegiatan validasi GBPP (garis besar pendidikan dan pengajaran) biayanya sebesar Rp 3.780.890.000, adapun seminar hasil uji coba komparasi dan penyempurnaan model pembelajaran SD dianggarkan dana sebesar Rp 1.828.750.000.
Dihitung-hitung, untuk penyusunan buku dan penyempurnaan pembelajaran IPA kelas III-VI SD, untuk wilayah DKI Jakarta saja, pemerintah mengeluarkan dana sebesar Rp 13,139 miliar. Bukan jumlah yang kecil. Padahal, belum tentu buku yang dibuat akan digunakan oleh sekolah-sekolah di Jakarta.(TRI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar